Oleh : Herlina Apriyanti
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sejak awal kemerdekaan, bahasa
Indonesia telah mengalami perkembangan karena didorong oleh beberapa faktor,
seperti dikutip dari buku “sejarah nasional Indonesia”. Faktor pertama yaitu
bangkitnya semangat kebangsaan Indonesia yang telah
mengatasi rasa kedaerahan dan kesukuan. Faktor kedua karena telah terbitnya
kitab “Logat Melayu” pada tahun 1901 karangan Van Ophuyzen dan digunakan di
sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Melayu. Faktor ketiga adalah
didirikannya Commissie voor de Volkslecture pada tahun 1908 yang kemudian
menjadi Balai Pustaka. Hal ini mendorong perkembangan di
bidang bahasa dan sastra, terutama dengan lahirnya
kelompok “Pujangga baru”.
Apakah
Bahasa Indonesia sudah cukup tersebar untuk menjadi bahasa dunia? Selain di
Indonesia dan di lingkungan kedutaan besar Indonesia di seluruh dunia, di
manakah lagi Bahasa Indonesia dipergunakan? Kita perlu mengakui bahwa Bahasa
Indonesia masih kurang persebarannya. Dan jangan berpikir bahwa Bahasa
Indonesia memiliki 240 juta penutur sebab kenyataannya orang yang fasih
berbahasa Indonesia di Nusantara ini cuma kira-kira 50 juta orang. Ditambah
dengan orang yang kurang fasih, angka itu mungkin hanya 100 juta.
Dengan
asumsi jumlah penduduk dunia 6 miliar, penutur Bahasa Indonesia yang 100 juta
orang pun kurang dari 2%. Untungnya, Bahasa Indonesia punya kedekatan dengan
bahasa Melayu yang dipakai meluas di Malaysia, Brunei Darussalam, dan
Singapura. Tetapi jumlah penduduk negara-negara tetangga kita tersebut relatif kecil.
Namun sesungguhnya, masalahnya menyangkut persebaran bukan jumlah semata-mata.
Ya, Bahasa Indonesia tergolong bahasa
yang relatif mudah dapat dipelajari. Tata bahasa Bahasa Indonnesia juga sudah
teratur. Sebagai bahasa aglutinasi (bahasa yang penyusunan kalimatnya dilakukan
dengan melekatkan kata dengan kata), Bahasa Indonesia jauh lebih gampang
dipelajari dibandingkan dengan bahasa infleksi (bahasa yang mengenal perubahan
kata kerja).
Bahasa
Indonesia memiliki cukup banyak perbendaharaan kata (sekitar 10 ribu) biarpun
tidak sebanyak bahasa Inggris (yang mencapai 50 ribu), namun Bahasa Indonesia
memiliki daya ungkap memadai untuk dipertimbangkan menjadi bahasa dunia.
Perhatikan, misalnya, belakangan ini kita berhasil mengungkit dan memanfaatkan
kata-kata seperti pembiaran, tersandera, cinta cenat-cenut
secara kreatif.
Bahasa
Indonesia pernah mencicipi sedikit posisi sebagai bahasa yang diminati, meski
belum sampai berwibawa. Namun, kini posisi itu boleh dibilang nyaris musnah.
Jurusan Kajian Indonesia dan Bahasa Indonesia di Eropa dan Amerika makin
mengecil saja. Sebagian besar terancam tutup; sementara Jurusan Kajian China
dan Bahasa Cina kini makin membesar dan menduduki posisi penting di berbagai
kampus besar di Eropa dan Amerika Serikat. Lebih dari itu, beberapa Jurusan
Kajian Indonesia dan bahasa Indonesia yang makin mengecil itu bahkan telah
“diduduki” oleh “bahasa Malaysia”.
Ada berbagai sebab untuk kondisi
ini. Sebab terbesar posisi Indonesia di dunia makin mengecil dan makin tidak
penting. Pascakrisis ekonomi yang disusul krisis politik dan lahirnya apa yang
disebut sebagai reformasi, posisi Indonesia makin terpuruk baik secara ekonomi
maupun politik. Ramalan Indonesia akan menjadi macan asia pada kenyataannya
sekedar menjadi macan kertas. Bukan hanya peran Indonesia di dunia makin tidak
berarti, peran Indonesia di lingkungan Asean saja sudah tidak begitu
diindahkan. Singapura dan Malaysia menduduki peran yang lebih besar dan
terus-menerus mencoba meyakinkan dunia bahwa mereka berperan besar, lepas dari
dunia mengakuinya atau tidak. (www.ozalirim.blogspot.com)
Dari
pernyataan-pernyataan diatas penulis sangat tertarik untuk mendeskripsikan
“Perkembangan Bahasa Indonesia”. Karena
masyarakat Indonesia sendiri belum banyak yang tahu tentang bagaimana
perkembangan bahasa Indonesia saat ini dan bagaimana upaya untuk mengembangkanya?
1.2.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas permasalahan dalam tugas akhir ini dirumuskan
dalam hal-hal sebagai berikut:
·
Bagaimana
perkembangan bahasa indonesia di dunia
·
Apa
kelebihan dan kekurangan bahasa Indonesia di dunia
·
Bagaimana
upaya untuk lebih mengembangkan bahasa indonesia
1.3.TUJUAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
·
Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan bahasa indonesia di dunia
·
Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan bahasa Indonesia di dunia
·
Untuk
mengetahui bagaimana upaya untuk lebih mengembangkan bahasa indonesia
1.4.MANFAAT
Manfaat
dari penulisan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca nya tentang perkembangan
Bahasa Indonesia di dunia.
1.5. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Dalam
pengumpulan data ini, dipergunakan teknik pengumpulan data yang diharapkan
dapat melengkapi satu sama lain, yaitu dengan menggunakan dokumentasi. Untuk
mendapatkan data, penulis menggunakan dokumen, baik yang berwujud arsip-arsip,
catatan-catatan kecil, buku-buku dan laporan tertulis lainnya yang berkaitan
erat dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEFINISI BAHASA
Bahasa
dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak
menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola
yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar
komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim
bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Bahasa
adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi
diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah
bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi
dengan bendanya.
Fungsi
Bahasa Dalam Masyarakat :
·
Alat
untuk berkomunikasi dengan sesame manusia
·
Alat
untukbekerja sama dengan sesame manusia
·
Alat
untuk mengidentifikasi diri
Macam-Macam
dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
·
Ragam
bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hokum, bahasa sains, bahasa
jurnalistik.
·
Ragam
bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden
Soeharto gaya bahasa Benyamins, dan lain sebagainya.
·
Ragam
bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu daerah atau dialek seperti dialek
bahasa madura,dialek bahasa medan,
dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain
sebagainya.
·
Ragam
bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam
bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
·
Ragam
bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
·
Ragam
bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informasi
(tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana
mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung
komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu
sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta
menghormati lawan bicara / target komunikasi. (www.mujahidinimeis.wordpress.com).
2.2.SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
2.2.1 Sumber Bahasa Indonesia
Bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa
perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya
digunakan di Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia
Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari
kerjaan di indonesia yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Melayu. Dan pasa
saat itu Bahasa Melayu telah Berfungsi Sebagai :
1. Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa
buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan satra
2. Bahasa Perhubungan (Lingua Franca)
antar suku di Indonesia
3. Bahasa Perdagangan baik bagi suku
yang ada di indonesia mapupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.
Jadi jelashlah bahwa bahasa indonesia sumbernya adalah
bahasa melayu.
2.2.2 Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional
pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang
politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional
kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa
yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu.
Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa
Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini
juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun
secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau
setelah Kemerdekaan Indonesia.
2.2.3 Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa
Indonesia.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia yaitu :
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua
franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana,
mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa
(bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku
yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan
untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
2.2.4
Peristiwa-Peristiwa Penting Yang Berkaitan Dengan Bahasa Indonesia.
Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan
perkembangan bahasa Indonesia dapat dirinci sebagai berikut :
1. Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi
bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer
dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Tahun 1908 pemerintah kolonial
mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie
voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917
diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel,
seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam,
penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa
Melayu di kalangan masyarakat luas.
3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek
Kayo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya
dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato menggunakan bahasa
Indonesia.
4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi
pengokohan bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan.
5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan
sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.
6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana
menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
7. Tanggal 25-28 Juni 1938
dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat
disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah
dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
8. Tanggal 18 Agustus 1945
ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36)
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan
penggunaan ejaan Republik (ejaan soewandi) sebagai pengganti ejaan Van
Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
10. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1954
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan
perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa
Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa
negara.
11. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M.
Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang
DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
12. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh
wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
13. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1978
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan
dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan
kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga
berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
14. Tanggal 21 – 26 November 1983
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini
diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam
putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus
lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal
mungkin.
15. Tanggal 28 Oktober – 3 November 1988
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri
oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan
peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia,
Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan
dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada
pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
16. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770
pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi
Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,
Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa
Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
17. Tanggal 26-30 Oktober 1998
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta.
Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
2.2.5
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
2.2.5.1 Kedudukan Bahasa Indoensia
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting
yaitu :
- Sebagai Bahasa Nasional
Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah
Pemuda 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa Nasional yang kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.
- Sebagai Bahasa Negara
Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36)
mengenasi kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahawa bahasa negara ialah
bahasa Indonesia.
2.2.5.2 Fungsi Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebangsaan
2. Lambang identitas nasional
3. Alat penghubung antarwarga,
antardaerah dan antarbudaya
4. Alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang
berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
indonesia berfungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar di dalam dunia
pendidikan
3. Alat perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi. (www.bukittingginews.com/.../makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-indo...)
3.BAHASA-BAHASA
YANG DI KENAL DUNIA
Dari
begitu banyak bahasa yang digunakan oleh penduduk dunia, ada beberapa bahasa
yang dijadikan sebagai bahasa internasional yang resmi diakui oleh PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). Bahasa tersebut dipilih berdasarkan pada jumlah
banyaknya pengguna bahasa tersebut serta kepopuleran bahasa tersebut. Semakin
banyak pengguna suatu bahasa serta semakin penting bahasa tersebut, maka bisa
saja menyusul ke dalam daftar bahasa resmi dunia internasional tersebut.
Daftar
Bahasa Resmi Internasional :
·
Bahasa
Inggris
·
Bahasa
Arab
·
Bahasa
Mandarin
·
Bahasa
Spanyol
·
Bahasa
Rusia
·
Bahasa
Perancis
Daftar
Bahasa yang Diusulkan Menjadi Bahasa Resmi Dunia :
·
Bahasa
Portugis
·
Bahasa
Bengali
·
Bahasa
Turki
·
Bahasa
Hindustani
·
Bahasa
Espereanto
Walaupun demikian, tetap bahasa internasional dunia yang paling sering digunakan adalah bahasa inggris (english), sedangkan yang lain jarang dipakai. Orang yang tidak menguasai salah satu dari enam bahasa resmi yang diakui PBB lebih suka belajar bahasa inggris daripada bahasa mandarin, arab, spayol, rusia atau prancis.
Bahasa Indonesia tidak termasuk
karena tidak populer. Orang indonesia sendiri kebanyakan tidak menggunakan
bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengguna bahasa indonesia
sulit dihitung. Bahasa daerah seperti bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa batak,
bahasa minang, bahasa betawi, dan lain-lain masih umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam daftar bahasa yang paling banyak dipakai penduduk
planet bumi, bahasa indonesia digabung sebagai bahasa melayu dengan jumlah
pengguna kurang lebih 37 juta orang. (www.asal-usul.com/.../10-bahasa-paling-banyak-digunakan-dunia.ht...)
4.PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA DI DUNIA
“Setiap tahun, ada sekitar 3.000 warga Jepang yang mengikuti ujian
bahasa Indonesia setelah mempelajari dasar-dasarnya. Bahasa Indonesia
dipelajari oleh masyarakat Jepang untuk mengetahui berbagai jenis kebudayaan
yang ada dan berkembang di Indonesia.” (www.news.okezone.com).
“Bahasa Indonesia memang sudah
dipelajari di 45 negara, antara lain Amerika Serikat, Kanada, dan Vietnam. Di
Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa popular keempat. Hanya saja
pengajaran bahasa Indonesia di berbagai negara itu tidak serta merta menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan.”(
www.anneahira.com/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.htm).
Sampai
akhir kuartal ketiga 2010, jumlah tenaga kerja Indonesia di luar negeri memang
mencapai 4,32 juta orang. Tetapi kehadiran mereka di luar negeri tidak berada
pada posisi mempengaruhi.
Kini
Wikipedia Indonesia berada pada peringkat 26 dari 250 Wikipedia berbahasa asing
di dunia. Di Asia ia berada pada peringkat tiga (teratas Jepang, nomor dua
Mandarin). Ini hanya disebabkan oleh jumlah penutur bahasa Indonesia yang
mengakses memang tinggi, dan penetrasi damai juga tidak berlangsung.
Selain
mengungkapkan sisi penetrasi budaya kebahasaan, Masmimar Mangiang menjelaskan
kendala luar dan kendala dalam perihal bahasa Indonesia sebagai bahasa
internasional.
Cita-cita
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia, menghadapi kendala besar yang
tidak dapat dibayangkan bagaimana mengatasinya. Kendala itu tidak hanya berada
di luar diri Indonesia, melainkan juga berada dalam diri Indonesia.
Kendala
Luar
Kekuasaan
dan dominasi politik berada di tangan bangsa lain.
·
Kekuasaan dan dominiasi ekonomi berada di tangan bangsa lain.
·
Ilmu pengetahuan dan teknologi dikuasai bangsa lain
·
Media (termasuk teknologi informasi dikuasai) bangsa lain.
Kendala
Dalam
Kompleks
rendah diri (manakala berhadapan dengan segala sesuatu yang datang dari luar)
tidak kunjung sembuh. Karena itu daya tahan kebudayaan Indonesia menjadi lemah.
Bangsa
Indonesia sendiri belum merasa bangga akan bahasanya. Jangankan
mengembangkannya dengan serius, memeliharanya pun tidak dilakukan dengan
bersungguh-sungguh.
·
Kemampuan berbahasa Indonesia dengan logis kini menjadi masalah
·
Banyak kosa kata Indonesia yang tidak lagi dikenal oleh kaum muda
·
Kemampuan
ekspresi bahasa Indonesia diabaikan, dan berbagai idiom dalam bahasa Indonesia
banyak yang tidak lagi dikenal. (www.anneahira.com/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.htm).
5.PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI LUAR NEGERI
Sedikitnya 40 negara di dunia telah
mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa asing pada sektor pendidikan, mulai
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
“Bahasa Indonesia semakin banyak
diminati oleh masyarakat dunia, terbukti hingga saat ini lebih kurang 40 negara
telah mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa asing,” kata salah seorang
guru besar Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin (Unhas), DR Aspar Rahman di
Makassar, Rabu (7/10).
Dia mengatakan, sebagai bukti
ketertarikan negara asing mempelajari bahasa Indonesia, pada Oktober 2004
pernah digelar konferensi internasional pengajaran bahasa Indonesia untuk
penutur asing yang dilaksanakan di Unhas.
Menurut dia, dengan semakin
banyaknya pihak yang mempelajari bahasa Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa
bahasa yang lahir dari Sumpah Pemuda tersebut memiliki potensi untuk sejajar
dengan bahasa lainnya sebagai bahasa asing di dunia.
“Melalui bahasa Indonesia,
masyarakat dunia dapat mengenal lebih dekat budaya dan bangsa Indonesia,”
katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut,
lanjutnya, tidak mengherankan apabila saat ini sudah banyak lembaga-lembaga
bahasa Indonesia yang dikembangkan baik di dalam maupun luar negeri.
“Dengan mengajarkan bahasa Indonesia
bagi pihak asing, maka dapat menghubungkan pemahaman lintas budaya melalui
pengajaran yang dikembangkan di luar negeri,” katanya.
Sementara negara yang paling intens
mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di sekolah, di antaranya
Jepang, Malaysia, Singapura, dan Australia. (OASE Kompas edis 8 Oktober 2009)
6.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHASA INDONESIA
6.1. Kelebihan
·
Bahasa
Indonesia cukup mudah untuk dipelajari masyarakatnya sendiri, terutama karena
di dalam aturan berbahasa Indonesia yang benar
tidak ada perbedaan penggunaan bahasa untuk kalangan orang yang lebih
tua (lebih dihormati), kalangan sebaya, ataupun kalangan yang lebih muda dari
kita (meskipun dalam prakteknya,tentu saja kita harus selektif dalam memilih
kata-kata yang digunakan ketika berbicara dengan orang lain untuk menjaga
nilai-nilai sosial seperti kesopanan, kehormatan, dan kerukunan antar sessama).
Hal ini berbeda dengan bahasa daerah contohnya bahasa jawa, dimana kita
seperti “basa karma”, digunakan untuk
berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita atau orang yang dihormati,
kemudian ada “basa madya” dan juga “basa ngoko”.
·
Unik.
Bahasa Indonesia tergolong unik karena hampir semua kata dibaca sesuai dengan
abjad (misal kata "aku", tetap dibaca "aku"; berbeda halnya
apabila kata "aku" dibaca dengan aturan Bahasa Inggris, menjadi
"ekyu"). Keunikan lainnya yaitu adanya kata 'n' dan 'g' dalam satu
kata (misal kata "bingung") yang pembacaannya menyesuaikan dengan
huruf vokal sebelumnya.
·
Merupakan
bahasa persatuan di tanah air kita. Jadi apabila kita sedang berada di kota
mana pun selama kota itu masih berada di wilayah Indonesia, kita tidak perlu
khawatir masalah komunikasi dengan penduduk setempat. Bahkan penduduk suku-suku
yang bisa dikatakan masih tertinggal pun juga terkadang ada yang bisa berbahasa
Indonesia.
·
Salah
satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, dengan total 234 juta jiwa
(lihat data di http://how-to-learn-any-language.com/e/languages/index.html).
Tentu saja, mengingat jumlah penduduk di Indonesia saat ini lebih dari 200 juta
jiwa.
6.2. Kekurangan
·
Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang 'susah-suah gampang' untuk dipelajari, terutama
oleh orang luar sana. Contohnya adalah penggunaan Bahasa Inggris vs Bahasa
Indonesia seperti di contoh di bawah ini:
- She is okay ==> Dia baik-baik / Dia baik-baik saja
- He lives in Rembang ==> Dia hidup di Rembang / Dia tinggal di Rembang
- My math teacher is Mr. Puji ==> Guru matematikaku adalah Pak Puji / Guru matematika saya adalah Pak Puji
- is/are ==> adalah, yaitu, merupakan
Orang luar yang mempelajari Bahasa Indonesia mungkin sedikit bingung, mau pakai kata yang mana??? Selain itu, terkadang kata-kata seperti 'saya' terdengar lebih kaku ketika kita sedang berbicara dengan teman sebaya dibandingkan dengan kata 'aku'.
·
Banyaknya
aturan-aturan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam
berbicara maupun penulisan. Misalnya, di dalam Bahasa Indonesia kita mengenal
adanya EYD (Ejaan yang Disempurnakan), penulisan kata dan kalimat baku,
penggunaan kalimat majemuk, dan sebagainya.
·
Adanya
ungkapan-ungkapan yang sering digunakan dalam Bahasa Indonesia, sehingga kita
harus memahami apa arti ungkapan tersebut.
·
Sulit untuk dipromosikan sebagai salah satu
bahasa internasional, karena kita masih tertinggal dalam beberapa bidang
seperti teknologi dan ekonomi, yang mana dua hal tersebut merupakan salah satu
kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu bahasa yang digunakan
sebagai bahasa internasional. (www.situsbahasa.info/.../bahasa-indonesiar.html).
7.UPAYA
UNTUK MENGEMBAMNGKAN BAHASA INDONESIA
Bukanlah sesuatu hal yang mustahil
bahasa Indonesia diperjuangkan menjadi bahasa internasional atau bahasa
peradaban dunia. Meskipun banyak faktor yang kurang mendukung untuk itu, tetapi
banyak pula faktor yang menguatkan agar bahasa Indonesia menjadi penting di
dunia global. Visi Pusat Bahasa telah mencantumkan keinginan itu, yaitu
“Terwujudnya lembaga penelitian yang unggul dan pusat informasi serta pelayanan
yang prima di bidang kebahasaan dan kesastraan dalam rangka menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa yang berwibawa dan bahasa perhubungan luas tingkat
antarbangsa.”
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang mempersatukan lebih dari 230 juta pendudukan Indonesia. Struktur bahasa
Indonesia lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari. Bentuk tulisannya
tidak berbeda dengan bagaimana diujarkan—diujarkan sebagaimana dituliskan atau
dituliskan sebagaimana diujarkan. Bahasa Indonesia terbuka terhadap unsur dan
istilah asing. Di samping itu, bahasa Indonesia sudah mulai mampu mengungkapkan
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan.
Upaya penting dalam mengangkat
hegemoni bahasa Indonesia adalah pembakuan bahasa Indonesia sendiri. Bahasa
Indonesia harus dibakukan terlebih dahulu, baik strukturnya maupun kosa kata
dan peristilahannya. Upaya ke arah ini sudah sejak lama dilakukan Pusat Bahasa.
Sudah tersedia berbagai kamus istilah dalam berbagai bidang ilmu.
Pada satu sisi, jumlah penduduk yang
hanya berperan sebagai konsumen produk asing dapat melemahkan posisi tawar
Indonesia, tetapi itu juga sekaligus dapat menjadi kekuatan apabila disikapi
dengan tepat. Masyarakat Indonesia harus mengubah sikap menghamba kepada bangsa
asing. Kenyataan menunjukkan bahwa orang Indonesia akan berbicara dengan bahasa
asing kepada tamu asing. Sebaliknya, orang asing yang bahasanya telah menjadi
hegemoni (Inggris, China, Amerika, Perancis) menggunakan bahasanya sendiri
kepada tamu asing. Mereka tidak bertransaksi dengan bahasa Indonesia kepada
orang Indonesia di negara mereka.
Persoalan menjadikan bahasa sebagai
bahasa internasional atau bahasa peradaban dunia tidak hanya terletak pada
entitas bahasa itu sendiri. Apa yang tadi disebut sebagai faktor hegemoni
justru lebih menentukan posisi suatu bahasa di pentas dunia. Sikap mental
bangsa terjajah perlu diubah. Kebanggaan terhadap bahasa sendiri perlu
ditingkatkan. Tugas ini terbeban pada lembaga kebahasaan seperti Pusat Bahasa
dan studi-studi kebahasaan di perguruan tinggi serta guru bahasa Indonesia.
Salah satu misi Pusat Bahasa adalah “Meningkatkan sikap positif masyarakat
terhadap bahasa dan sastra.” Pendidikan bahasa Indonesia harus dirancang dengan
tepat tidak saja terhadap kemampuan berbahasa Indonesia, tetapi juga menanamkan
nilai-nilai berbahasa dan sikap berbahasa kepada anak didik.
Undang-undang bahasa Indonesia sudah
dipersiapkan. Undang-undang yang dapat berperan sebagai politik bahasa
nasional/Indonesia itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas melalui
sekolah dan perguruan tinggi serta kantor-kantor pemerintahan dan swasta.
Terbinanya ketahanan bahasa Indonesia akan sangat menunjang peningkatan status
bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional dan peradaban dunia.
Struktur dan pembacaan bahasa
Indonesia yang tidak rumit memudahkan orang asing belajar bahasa Indonesia.
Hampir pada setiap negara maju sudah berdiri studi tentang Indonesia. Mau tidak
mau bahasa Indonesia diperkenalkan di lembaga itu. Apapun tujuan berdirinya
lembaga studi bahasa Indonesia itu, sesuatu yang pasti adalah bahwa Indonesia
(bangsa, budaya, dan bahasanya) berangsur-angsur menjadi penting bagi bangsa
lain. Hal yang paling penting terlebih dahulu adalah bahwa Indonesia dianggap
penting oleh bangsa asing. Syukur-syukur pentingnya Indonesia tidak hanya bagi
rakyat suatu bangsa asing, tetapi juga oleh pemerintahannya sehingga secara
politik Indonesia dapat terbantu dalam memperjuangkan posisi bahasa Indonesia
sebagai bahasa global, di PBB, misalnya.
Upaya menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa internasional atau bahasa peradaban dunia tidak berarti orang
Indonesia berhenti belajar bahasa asing. Ada pihak yang menyarankan agar bangsa
Indonesia tidak usah belajar bahasa asing dan cukup belajar bahasa Indonesia
agar kebanggaan terhadap bahasa Indonesia semakin meningkat. Belajar bahasa
asing justru akan membantu mengembangkan bahasa Indonesia. Peristilahan dalam
berbagai bidang ilmu justru diperoleh melalui belajar bahasa asing. Justru
orang-orang yang menguasai bahasa asing akan dapat membantu mengembangkan peristilahan
sehingga bahasa Indonesia lebih diperkaya.
Secara umum, bahasa diperlukan
karena orang ingin berkomunikasi secara efektif. Orang mempelajari bahasa asing
untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa itu dan kemampuan berbahasa asing
mempunyai implikasi yang sangat banyak. Orang dapat mengetahui sosialbudaya
suatu bangsa, mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh
suatu bangsa; mendapatkan keuntungan ekonomi karena bekerja dengan menggunakan
bahasa itu. Bahkan penguasaan suatu bahasa asing berimplikasi pada kemungkinan
untuk menundukkan bangsa asing itu.
Indonesia harus mampu menjadi
teladan bagi banyak bangsa di dunia. Mungkin Indonesia masih jauh dari
perkembangan ilmu dan teknologi, tetapi Indonesia mempunyai kelebihan, semacam
keunggulan komparatif di bidang kebudayaan dan pariwisatanya. Kecintaan bangsa
asing terhadap Indonesia harus terus dijaga dan ditingkatkan. Salah satu upaya
itu adalah keamanan fisik dan jiwa bagi orang asing yang berkunjung ke
Indonesia. Kesiap-siagaan seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga keamanan,
keramahan, dan keteladanan terhadap pengunjung asing perlu menjadi prioritas.
Tidak dengan menggelar polisi dan tentara dengan senjata siap ditembakkan di
tepi jalan, tetapi dengan kesiapan intelijen yang didukung oleh masyarakat
untuk mengantisipasi teror yang sering terjadi. (www.anneahira.com/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.htm)
BAB
IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Perkembangan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional
mempunyai banyak kendala-kendala seperti Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang masih dikuasai bangsa lain dan
Kekuasaan,dominiasi yang juga masih ekonomi berada di tangan bangsa lain dn
lain lain. Dan sebenarnya dibalik kekurangan-kekurangan dari bahasa Indonesia,
bahasa Indonesia juga mempunyai kelebihan untuk bisa menjadi bahasa
internasional seperti bahasa Indonesia mudah untuk dipelajari dan ada banyak
juga Negara-negara yang mempelajari bahasa Indonesia di negaranya.
Upaya
untuk mengembangkan bahasa Indonesia adalah
dengan pembakuan bahasa Indonesia, dan pengembangan istilah perlu dilakukan. Di
samping itu sikap berbahasa masyarakat, ketahanan bahasa, keamanan para
pengunjung perlu dijamin. Di samping itu, ketahanan ekonomi, perkembangan
Ipteks perlu ditingkatkan. Semua faktor itulah yang akan mengangkat bahasa
Indonesia sebagai bahasa internasional dan bhasa peradaban dunia.
4.2.SARAN
Untuk bisa
mengembangkan bahasa Indonesia, kita sebagai pemuda Indonesia harus bangga
terhadap bahasa kita sendiri kita boleh belajar bahasa asing namun kita tetap
tidak boleh melupakan bahasa kita sendiri. Karena kita sebagai penerus
bangsalah yang harus bisa menciptakan
suasana yang membuat bangsa lain tertarik untuk mempelajari bahasa
Indonesia, kalau bukan kita sendiri sebagai pemuda Indonesia siapa lagi yang
akan memperkenalkan bahasa Indonesia?, maka dari itu mulai dari sekarang kita
harus belajar untuk lebih menghargai dan mencintai bahasa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
www.bukittingginews.com/.../makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-indo...
www.situsbahasa.info/.../bahasa-indonesiar.html
LIna Di Read More donk
BalasHapusGan Kok bab iii a gak da ??
BalasHapuskemana ??